Selasa, 05 November 2019

Hijabin Diri atau Hijabin Hati?


Welcome back in my blog!

Hijab? Satu fungsi umumnya, yaitu menutupi aurat wanita untuk menjaga pandangan lawan jenis.

Gue pernah baca di salah satu postingan artis yang captionnya "hijabin diri atau hijabin hati?" jawaban dia panjang, tapi intinya adalah sebagai muslimah yang baik, kita wajib menutup aurat maka dari itu hijabin diri sangat penting bahkan sebelum hatinya berhijab. Hijabin hati itu sebenarnya hanya perumpamaan dari bagaimana akhlak kita kepada manusia, kepada tuhan dan kepada alam semesta. Kalau akhlak sudah baik tapi belum menjalani kewajiban sebagai muslimah yang baik apa gunanya juga kan?

Jujur, gue sering menjudge penampilan orang lain yang memakai hijab sebagai fashion, tapi disisi lain gue ngaca sama diri gue sendiri penampilan gue belum sempurna bahkan akhlak gue jauh dari kata sempurna.

Pernah dalam hidup gue, gue malu karena ada orang yang nyuruh gue buat nutup aurat dengan cara berhijab yang benar. Bukan cuma berhijab yang benar sih tapi gue juga di comment keseluruhan kaya pake baju yang ketat padahal dihijab, selama ini mungkin cuma satu dua orang sahabat gue yang nyuruh buat berhijab dengan benar, seperti hijab yang menutupi dada dan tidak terlihat rambut lagi dan mungkin juga kejadian itu udah biasa karena yang nyuruh gue sama sama punya gender wanita.

Kalian tau apa yang buat gue malu saat ada seseorang yang nyuruh gue buat tutup aurat dan jaga pandangan? Jawabannya satu, karena dia adalah laki laki, bukan.. Laki laki itu bukan ayah kandung gue, tapi dia mau ngejaga gue sampe ngga mau gue hilang arah ke jalan yang salah. Intinya sih gue bersyukur bisa kenal dia. 

Gue suka miris liat perempuan zaman sekarang yang lebih mengutamakan emansipasi daripada membetulkan akhlaknya sendiri, toh semua pun dimulai dari diri sendiri kan?

Tapi bukan berarti gue nyalahin mereka dan merasa bahwa diri gue paling benar, gue mengakui kalau gue banyak salah dan seperti yang gue bilang diatas tadi, akhlak gue jauh dari kata sempurna.

Gue masih malu dihadapan tuhan kalau gue belum bisa menjalani kewajiban gue sebagaimana mestinya, kalau ngomongin dosa ya mungkin jika tuhan menampilkan dosa kita di dunia pasti gue akan jadi orang yang paling kotor dan cara untuk membersihkannya itu susah. Gue sangat bersyukur tuhan masih baik padahal kita sebagai umatnya masih suka melupakan dia. Alhamdulillah...

Dari hidup ini gue belajar bahwa sempurna itu ngga dilihat dari gimana lu jaga hati, jaga pandangan, tapi gimana lu membenarkan diri lu sebagai manusia yang baik. Manusia kan ngga ada yang sempurna, jadi perbaiki aja diri sendiri supaya tuhan juga tau, berhak atau ngga nya lu di surganya dia:)

Sekian dulu, see you in the next blog! :)

1 komentar: