Rabu, 27 Desember 2023

24

Hi, tepat hari ini.. gue resmi berada di usia yang gak muda lagi. Seperti di judul, ya usia gue 24 tahun hari ini. Usia yang mungkin orang lain juga akan bilang kalau usia ini gak mudah dilalui.

Banyak sekali postingan yang isinya, di usia 20an ada yang sudah jadi CEO perusahaan besar, ada yang lagi merintis bisnis yang sangat menjanjikan. Bahkan in real life, teman-teman gue pun ada yang udah punya usaha sendiri, ada yang udah nikah, punya anak, punya rumah dan finansial yang stabil sedangkan gue selalu berpikir kalau gue masih stuck disini.

Di usia gue saat ini.. Gue gak perlu kado, kue atau yang lainnya, yang gue pinta cuma waktu. Karna di usia ini gue sadar betapa berharganya waktu dibanding materi.

Kuat? Harus. Semangat? Pasti. Tapi kadang untuk jadi kuat dan semangat gak semudah yang orang lain pikir. Selalu terulang lagi hal-hal yang emang gak direncanakan. Bahkan di tahun ini, banyak banget kejutan yang gak terkira sampai kadang buat gue ngerasa happy atau down.

Perjalanan usia gue setahun ini diawali dengan surprize dari tuhan di hari kelahiran gue tahun lalu, ada orang yang berhasil buat gue jadi bucin dalam 3 bulan (even di bulan ketiga kita pacaran dia punya pacar baru yang langgeng sampai sekarang). Ya gue udah gak mau ambil pusing karna gue juga punya pacar baru gak lama dari dia nge-date sama pacarnya yang sekarang. Plot twist ya kisah cinta gue hahaha, sampe banyak yang ngira gue bad girl parah karna semenjak 2020 tiap bulan mungkin gue bisa gonta ganti cowo, tapi alhamdulillah sama yang sekarang gue masih bertahan meskipun banyak pertanyaan dalam pikiran gue kaya "Gue worth it buat dia gak sih?" atau sebaliknya, "Dia bakal sama gue terus sampe kapan?".

Hhh, tahun ini buat gue overthink karna tiap harinya suka kalut sendiri. Perihal pasangan aja gue bingung, karna sekarang harus mulai serius sama orang yang bahkan gue sendiri gak tau pilihan gue terbaik atau gak untuk diri gue. Tapi sejauh ini kita berdua masih saling support, even banyak problem yang gak mungkin gue ceritain detail disini.

Gak lama dari 23 tahun, sekitar 2 bulan berlalu, surprisingly gue bisa kena tipu salah satu penyalur tenaga kerja dan sampai sekarang uangnya gak balik. Rugi? Iya berjuta juta, dan sampai saat ini pun gue masih mempertanyakan uang itu ke orang yang bersangkutan.

Di 23 tahun gue juga semangat banget cari kerjaan baru layaknya teman teman gue yang udah punya pekerjaan layak juga. Sebenernya udah gue ceritain di blog gue sebelumnya yang judulnya "Level Up". Gak banyak yang harus gue ceritain masalah kerjaan disini, karena selama 1 tahun ini kayanya cerita gue campur aduk banget wkwk

Kenapa gue gak minta apa apa selain waktu di 24 tahun ini? Jawabannya karna di tahun ini gue ngerasa banyak kehilangan waktu dari keluarga, sahabat, bahkan diri sendiri. Karna saking fokusnya sama kerjaan atau masalah gue yang masih ada di pikiran. Banyak waktu yang gue buang untuk orang orang tersayang cuma karna ego gue yang selalu mau sendiri. Banyak hal yang selalu gue ceritain ke pasangan tapi banyak juga waktu saat gue sendiri dikamar dan nangis inget semua cerita yang gue pendam sendiri. 

Gue sadar, semakin kita dewasa, semakin jarang komunikasi sama sahabat dan keluarga. Gue sadar banyak waktu yang gue habisin untuk menyendiri daripada waktu sama sahabat atau keluarga. 

Kadang gue ngerasa juga kalau hidup gue cuma buat kerja dan pasangan. Disitu gue ngerasa bersalah karna gak bisa bagi waktu untuk semuanya. Tapi salah gak sih? Memprioritaskan pasangan dibanding sahabat dan keluarga? Meskipun pada akhirnya lagi lagi gue sendiri yang gak di prioritaskan orang orang.

Kadang pas lagi sendiri, gue suka mikir, gue selalu meng"ayo"kan ajakan orang lain tapi pas gue ajak mereka selalu "nanti". Gue paham di umur sekarang emang banyak waktu yang gak bisa dibuang. Yang dikejar karir, harus memprioritaskan yang lain. But why? Saat mereka ajak gue selalu ayo tapi disatu sisi gue jadi pilihan terakhir saat yang lain gak bisa. 

Lagi lagi gue merasa sendiri dan diasingkan..

Tapi gapapa, gue maklum karna gue adalah tipikal orang yang cuek dengan segala sesuatu yang gak ada kaitannya sama gue, meskipun dalam hati gue selalu mau jadi yang pertama, bukan pilihan terakhir saat yang lain gak bisa.

Intinya dari semua unek unek dan ocehan gak jelas gue diatas, banyak sekali doa yang gue panjatkan di 24 tahun hari kelahiran gue. It's my turn right? Hehehe

Semoga di 24 tahun gue selalu jadi manusia yang bisa grow up dan ingin sekali buat orang orang sekitar gue proud. Bukan cuma kalimat "Proud of me / proud my self", tapi "We proud of you" dari orang orang yang gue sayang. Karna menurut gue afirmasi semacam itu penting untuk buat kita semakin grow up dan naik ke langit yang paling tinggi.

Sekali lagi, selamat bertumbuh aku.. 

Thank you for reading,
Once again,
Happy beloved birthday

Sarah S.

Jumat, 03 November 2023

Level Up

 Hi.. 

Sesuai judul, kali ini gue mau cerita tentang hidup gue yang naik 1 tingkat lebih atas dibanding sebelumnya.

Dimulai dari 2021, tahun dimana gue merasa bahwa gue berhasil menjadi sarjana tepat waktu, dengan mental yang dikuras habis di tahun itu. Dari finansial keluarga yang naik turun karena pandemi covid, banyak anggota keluarga gue yang meninggal karena sakit, skripsi yang susah banget di acc dosen, harus bolak balik Cikarang Bandung buat selesain skripsi, revisi revisi revisi, sampai pada akhirnya di bulan September tahun 2021 gue mendapat gelar sarjana. Dengan pencapaian gue itu, gue bahagia dan bersyukur bisa punya gelar S.I.Kom tepat pada waktunya.

Tapi...

Yang menurut gue adalah pencapaian besar ternyata belum seberapa dibanding hidup yang gue jalani setelahnya, mulai apply kerjaan dimana mana, dari yang sesuai jurusan sampai yang gak menjurus sama sekali, gak diterima di perusahaan manapun, interview kesana kemari tapi hasilnya nihil. Sampai akhirnya gue terjebak di salah satu perusahaan kecil yang sama sekali gak pakai skill yang gue pelajari selama di kampus. 

Kata mama, mulai dari bawah dulu. Akhirnya setelah berdebat dengan diri sendiri karena gak mau dapat kerjaan yang gak sesuai jurusan, gue memilih untuk tidak egois demi finansial untuk diri gue dan keluarga. Dari jadi admin di agen ekspedisi, penjaga toko fotocopy, sampai rela interview ditempat jauh buat grow up, tapi hasilnya tetap nihil.

Pada akhirnya sampailah gue ditahun ini, tahun yang banyak menguras tenaga, pikiran, dan mental. Tahun yang menurut gue nano nano rasanya, mulai dari ditipu beberapa juta sama yayasan penyalur tenaga kerja, interview yang gak ada hasilnya, finansial keluarga yang masih anjlok, tagihan dan pengeluaran yang tiap bulan selalu nambah. Dari Januari lalu sampai November ini udah gak keitung berapa banyak masalah hidup gue yang bikin nangis tiap saat.

Tapi gue tetap yakin, apapun yang gue rasain saat ini akan ada balasnya suatu saat nanti. Kalau kata pasangan gue, ini adalah waktu yang ngebuat kita kuat ngejalanin hidup, jadi kalau nantinya kita dikasih cobaan lagi kita bisa bersyukur karena sebelumnya udah pernah ngerasain yang jauh lebih buruk dari ini.

Ditahun ini gue banyak belajar untuk bisa lebih mencintai diri sendiri melebihi rasa cinta gue ke orang lain. Dari situ, banyak banget hal yang buat gue jadi pribadi yang lebih bodo amatan sama sesuatu dan semua itu buat gue ngerasa lebih happy as my self. Contohnya kaya gue yang gak mikirin pendapat orang lain tentang gue. Karena gak sedikit orang yang tanya apapun tentang gue, yang menurut gue itu adalah kekurangan gue. 

"Kerja dimana?" 

"Kapan nikah?" 

"Pacarnya si A ya?"

"Ko mau sih sama si A?"

"Ko lulusan sarjana cuma jadi ini sih" 

"Skillnya gak dipake dong kalo tetap stay disitu"

"Betah banget kerja disitu gak mau grow up?"

Dan bla bla bla yang lain.

Tapi setelah semua hal pait yang gue alami, sekarang gue udah dapat kerjaan yang naik tingkat dibanding sebelumnya, gaji yang meningkat dibanding sebelumnya, pasangan yang melebihi ekspektasi gue dibanding pasangan sebelumnya, teman-teman yang selalu support, orang orang yang baik di sekeliling gue, dan banyak hal sederhana yang buat gue happy.

Btw, gue nyaman banget sama semua orang yang ada di dekat gue sekarang. Entah itu partner kerja, partner jajan, dan pasangan yang insyaallah gue harapkan jadi partner hidup gue seterusnya. Karena mereka, gue jadi lebih bersyukur, and I was lucky to meet them.

Apapun masalah lo, percaya! Semua hal buruk yang dialami saat ini akan jadi hal indah yang buat kita lebih bersyukur dari sebelumnya.


Thank's for reading

Love,

Sarah S.

Kamis, 01 Juni 2023

Welcome June!

Hi, welcome in June, dan selamat tinggal bulan Mei yang kata netizen kebanyakan adalah bulan terlama sepanjang tahun 2023.

I don't know why, tapi emang bener. Mei tuh kerasa lamaaa banget dari bulan bulan sebelumnya.

Baru beberapa jam menjalani bulan Juni, rasanya seakan cepat banget berlalunya, mungkin karna gue se-excited itu nyambut bulan Juni.

Finally kita semua masuk di hitungan setengah tahun 2023. Dan untuk gue pribadi, semua yang gue jalani di setengah tahun ini masih sama. I'm still alive dan menjalani kehidupan gue sehari-hari dengan kerja kerja dan kerja. Ya meskipun akhir-akhir ini ada cerita lain yang bisa dibilang "bahagia". 

Tadi pagi teman dekat gue bilang "semoga di Juni ini bisa lebih baik dan menjadi yang terbaik dalam versi kita masing-masing. Dan tetap jadi orang baik ya cantik". Kurang lebih gitu sih yang dia bilang, dan disitu gue langsung semangat karena ada beberapa plan yang memang harus gue lakuin di bulan ini sebelum setengah tahun lagi bertemu dengan tahun yang baru.

Setengah tahun ini gue banyak banget belajar ikhlas. Dari yang terkecil kaya masalah keluarga yang harus gue pendem sendiri tanpa melibatkan orang luar, beberapa plan untuk masa depan yang cuma gue share ke satu teman dekat gue, ikhlas dalam hal kehilangan (meskipun gue tau sampai mati pun kita pasti ngerasain kehilangan).

Dan yang selalu harus bisa di ikhlasin adalah kata "people come and go", rasanya kata itu selalu beriringan kemana pun kita pergi ya. Dari kenal orang baru dan gimana caranya kita bisa bangun chemistry sama orang itu, selepasnya dia pergi (ada yang pamit dan ada juga yang pergi tanpa pamit wkwk). Mungkin dari sini lo akan tau arah pembicaraan gue kemana ya hahaha.

Ditahun ini ikhlas yang gue jalani bukan cuma 1 atau 2 kali, tapi setiap bulannya selalu ada aja cerita tentang ikhlas dan "people come and go". Dari situ juga gue mikir "kenapa ya kita harus kenal kalau ujungnya cuma sebagai pengalaman" ya nice try aja gitu. 

Ini bukan terjadi karena masalah hati aja, tapi masalah pertemanan dan sekedar kenalan karna bisnis atau pekerjaan. Ya alhamdulillah kalau orang itu bawa manfaat dan longlast terus sama lo, tapi kalau sebaliknya ya sabar sabar aja deh hahaha.

Untuk hal yang satu itu, gue gak bisa ngatur. Karena gak ada yang bisa stay sama lo terus kalau bukan diri lo sendiri. Makanya selama kurang lebih 2 bulan ini gue selalu berusaha untuk mencintai diri gue sendiri sebelum mencintai orang lain. Kenapa? Karena ada beberapa faktor sih, salah satunya karna trauma.Tapi semenjak gue berusaha untuk lebih mencintai diri sendiri, terserah kalau orang lain mau sayang atau longlast sama gue, tapi yang gue yakin dia pasti pergi entah pergi karena sifat gue sendiri atau karena alasan apapun. Yang selalu ada sama gue ya cuma gue, not others. Meskipun rasanya kadang kaya feeling lonely, kalau lagi kalut gak ada yang nemenin, tapi gue selalu bilang ke diri gue kalau "gue bisa". 

"Gue bisa" untuk hal atau rintangan apapun itu. Yang terpenting adalah berusaha dan jadi diri sendiri kan? 

Balik lagi, semoga di bulan Juni ini kita selalu bisa mencapai versi terbaik diri masing-masing. Oh, bukan bulan ini aja tapi untuk bulan bulan dan tahun tahun selanjutnya.

Selamat berusaha untuk jadi yang lebih baik ya!

Thank's for reading.

Love,
Sarah S

Rabu, 24 Mei 2023

A New Chapter in My Life

Holaaa... Udah lama banget ya gue gak berkutik dengan blog, setelah terakhir gue post tentang kebucinan gue bersama mantan hahaha (padahal doi dah punya pacar baru). 

Pokoknya akhir akhir ini gue ngerasa kalau dunia tuh lagi berpaling dari gue, kayaknya karna gue udah gak produktif semenjak pertama kali mulai kerja, ya dengan alesan "capek" padahal iya juga sih capek, namanya juga kerja kan? 

Kenapa gue bisa bilang dunia lagi berpaling? Ya karna sekarang ini gue bener bener ngerasa insecure dari segi manapun. Insecure dengan berbagai alesan. But, alesan utama gue insecure adalah dari segi pekerjaan yang gue dapat.

Gimana gak? Nyari pekerjaan sesuai bidangnya di 2023 itu susaaaah banget. Sekalinya ada lowongan, diambil sama orang yang lebih punya pengalaman dibanding gelar. Paham kan maksudnya? 

Iya, contohnya "dicari content creator, syarat bla bla bla ditambah pengalaman 1 tahun". Terus untuk mereka mereka yang freshgraduate (termasuk gue yang dari dulu susah banget buat interview kerja) gimana? Apa masih ada perusahaan besar yang menerima freshgraduate bergelar "sarjana" dengan skill pas pas an untuk posisi staff? 

Dulu, jauh sebelum gue mengenal perguruan tinggi, gue sempet punya mimpi untuk bisa jadi bussiness woman, yang punya usaha besar sesuai passion gue. Gue juga gak pernah ngubur mimpi gue untuk jadi penulis dan fotografer, even gue pernah mencoba peruntungan karir dibidang tersebut selama beberapa bulan. Tapi pekerjaan yang gue anggap sebagai hobi yang menghasilkan itu dimulai jauh sebelum gue masuk ke dunia pekerjaan yang sesungguhnya. 

Meskipun dari dulu gue sangat berharap untuk punya karir sesuai dengan hobi gue, tapi sekarang gue kejebak jadi salah satu budak corporate yang harus masuk kerja tiap jam 8 pagi sampai jam 6 sore. 

Capek? Ya capek, gue sering nangis sendirian dikamar dan sering memperolok diri gue sendiri dengan pertanyaan kenapa. Kenapa gue harus kejebak disini selama 1 tahun? Kenapa gue gak coba berani ngambil resiko dengan bisnis yang gue idam-idamkan dari awal kuliah? Kenapa gue harus ketinggalan jauh dibanding teman-teman gue yang sekarang udah kerja dengan gaji rata-rata UMR bahkan lebih dari itu.

Honestly, sekarang gue jarang cerita ke teman, orang tua, atau sahabat-sahabat gue tentang ini. Ya karna gue tau mereka punya kesibukan masing-masing, dan meskipun hubungan kita dekat tapi gue sadar jarak diantara kita tuh ada banget. Apalagi untuk masalah cerita yang menurut mereka mungkin "gak penting" dibanding kerjaannya, makanya gue lebih memilih untuk diam dan gak cerita ke siapapun, kecuali tuhan hehe.

Gue pernah baca tulisan Albert Einstein yang isinya "Gejala awal gila adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda". Ya mungkin lama-lama gue juga akan seperti itu wkwk.

Tapi salah satu sahabat gue pernah bilang "Quarter life crisis tuh rasanya pasti gak enak banget dan wajar, tapi inget jangan pernah nyerah dan harus terus yakin dan berusaha. Ibarat sepeda yang dikayuh dan motor yang di gas, pasti banyak hambatannya, entah itu kempes dijalan, habis bensin, tapi tetap yakin, kalau terus bergerak sepeda atau motor itu bakal sampai. Emang klise, tapi percaya deh, kamu akan segera dapat apa yang kamu doakan".

Ya emang klise sih, tapi dari omongan dia gue jadi lebih semangat buat mulai lagi. Mungkin gak akan se-instan yang gue selalu pikirin, tapi gue yakin pasti akan sampai pada masa itu.

Bisa dibilang perjalanan gue setelah lulus kuliah gak mulus sama sekali, dari Oktober 2021 gue nyari pekerjaan yang sesuai bidang gue tapi emang belum rezekinya, 2022 gue dapet pekerjaan tapi hati selalu berantakan, sampai 2023 gue berharap hati gue gak berantakan karena ketemu orang yang menurut gue perfect dalam segi pekerjaan tapi masih berantakan juga, ditambah kebosenan gue dalam pekerjaan ini, tapi belum rezeki juga untuk dapet pekerjaan yang lebih baik hehe.

Setelah semua struggle yang gue lalui di dua tahun kebelakang, gue harap diri ini bisa kuat dan semangat untuk grow up dan berkembang lebih dari ini. Semoga ketertinggalan gue dari teman-teman gak buat gue putus asa untuk tetap cari dan lakuin semua hal yang gue bisa. Dan gue harap, kalian yang mungkin lagi mengalami masa-masa sulit seperti gue juga bisa handle semua itu. 

Karena sejatinya waktu itu bukan untuk mengejar ketertinggalan seseorang, tetapi gimana cara kita bisa berkembang dan bisa handle semua masalah itu satu persatu.


Thank's for reading,
Love.
Sarah S.